InfoSAWIT SUMATERA, JAKARTA – Indonesia ternyata kembali ketinggalan jauh dari negara tetangga kita, Malaysia, terkait pemanfaatan produk turunan minyak sawit.
Dalam hal ini adalah yang terkait dengan produksi dan konsumsi minyak makan merah yang sudah digaungkan Pemerintah sejak setahun terakhir.
Dilansir dari laman ANTARA yang dikutip InfoSAWIT SUMATERA, Selasa (22/11/2022), hal itu diungkapkan oleh
Frisda Rimbun Pandjaitan.
Tiga Koperasi Ini Dilibatkan dalam Produksi Minyak Makan Merah
Ia adalah Ketua Kelompok Peneliti Hilirisasi Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan.
Frisda bilang, minyak makan merah sudah dimulai diproduksi oleh Malaysia sejak era tahun 2000-an.
Bahkan kini Malaysia sudah masuk ke tahap memasarkan minyak makan merah ke sejumlah negara.
Pemerintah Diminta Tidak Terpaku pada Minyak Sawit Merah Saja
Seperti ke negara-negara Afrika yang menjadi daerah asal-usul tanaman kelapa sawit.
Juga diekspor ke negara India yang memiliki kultur minyak goreng berwarna merah.
“Dan sekarang Malaysia sedang ekspor ke China sebagai pasar terbesar yang memanfaatkan komoditas itu untuk meningkatkan gizi dan kualitas anak-anak,” kata Frisda.
PTPN IV Bakal Bangun 2 Pabrik Minyak Sawit Merah Sekaligus, Lokasinya di Pantai Timur
Bahkan, ucap dia, China menyediakan kuota khusus untuk Malaysia jika hendak mengekspor minyak makan merah.
“Minyak di Malaysia dan sekarang (di Indonesia) tidak ada bedanya karena bersumber dari minyak sawit yang kaya pro vitamin A dan E berfungsi untuk balancing ketika konsumsi lemak jahat dan lemak baik,” kata Frisda.
Frisda bilang Malaysia mengolah CPO menjadi minyak makan merah dengan teknologi canggih.
Hasil Sidang KPPU, Perusahaan Akui Bersalah Terkait Penjualan Minyak Goreng Sawit
Sedangkan Indonesia menggunakan teknologi sederhana, tetapi hasil produksinya tetap sama atau equal.
“Artinya, asupan vitamin A dan E tetap ada di dalam minyak makan merah hasil produksi PKS Indonesia,” tegas Frisda.(T5)