InfoSAWIT SUMATERA, JAKARTA –
Perkebunan kelapa sawit telah menjadi industri komoditas yang terpenting di Indonesia.
Di saat yang sama, kerajinan batik juga merupakan produk industri kreatif dengan penyerapan tenaga kerja yang cukup besar.
Disadur dari Majalah InfoSAWIT Edisi September 2018 dan diterbitkan kembali di laman Infosawit.com (grup jaringan InfoSAWIT SUMATERA), disebutkan besarn tenaga kerja di industri batik ditaksir tak kurang dari 900.000 orang.
Hal ini diungkapkan oleh Ir Indra Budi Susetyo MSc yang merupakan seorang periset di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Batik Sawit, Ramah Lingkungan Sekaligus Menjaga Kelestarian Budaya
Kata dia, ratusan ribu pekerja di industri batik tersebut telah menciptakan banyak produk, apalagi sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
Kata Indra, sentra produksi batik juga menyebar di berbagai wilayah dengan pengembangan corak masing masing yang khas.
“Sehingga batik turut menyumbang aktifitas ekonomi yang signifikan,” kata dia.
Sebagai peneliti, Indra yakin benar kalau sawit dapat memberikan solusi bagi pemenuhan kemandirian bahan baku batik.
Ingatan Pria Ini Menjadi Kuat Setelah Rutin Mengonsumsi Sawit Merah
Hal itu dapat diperoleh melalui produk turunan sawit,yakni parafin berbahan minyak sawit.
Komoditas sawit juga telah dikembangkan sedemikian rupa ke dalam berbagai produk turunan untuk meningkatkan konsumsi penggunaan minyak sawit.
Melalui tahapan sintesa yang diperlukan, Indra bilang produk turunan sawit dapat digunakan sebagai substitusi parafin dalam formulasi lilin malam batik.
Ia menjelaskan, formulasi lilin malam batik tersusun dari komponen dasar yang terdiri dari parafin dan gondorukem serta additive.
Pendapatan Meningkat, PTPN Ini Langsung Bangun Jalan agar Warga Bisa Angkut Hasil Pertanian
Tujuannya adalah untuk meningkatkan karakteristik fisik yang diinginkan dalam proses pembatikan.
“Sehingga parafin memiliki volume yang cukup besar dalam formulasi tersebut,” kata Indra.
Penggunaan substitusi parafin itu juga mampu menghilangkan penggunaan lemak dalam formulasi lilin malam tersebut.
Padahal, kata Indra, parafin sebagai produk minyak bumi akan semakin langka sebagai produk asli Indonesia.
Hal ini ditandai dengan semakin menipisnya cadangan minyak bumi dan meningkatnya konsumsi bahan bakar minyak.
Dan akhirnya itu semua mengarah pada maksimalisasi penggunaan minyak mentah untuk memproduksi bahan bakar.
Indra melihat industri oleokimia dasar Indonesia yang tumbuh pesat kurang dalam satu dekade terakhir.
Terlihat hal ini ditopang oleh produksi minyak sawit dalam negeri yang menjadi terbesar di dunia.
Bantah Pengamat, Sosok Ini Justru Nilai Vladimir Putin Sengsarakan Petani Sawit
Bahkan, menurut Indra, sebagai produsen minyak lemak terbesar di dunia, memungkinkan penyediaan bahan baku untuk sintesa produk substitusi atau pengganti parafin tersebut.
“Sehingga dalam jangka panjang akan menjamin ketersediaan bahan baku untuk produk kreatif batik yang telah berusia ratusan tahun,” kata Indra.
Untuk ragam kebutuhan jenis lilin malam batik, kata Indra, ada beberapa jenis.
Ini semua disesuaikan dengan metoda aplikasi lilin malam pada lembaran kain atau pun jenis pola untuk aplikasinya.
Ancaman terhadap Petani Sawit Justru Datang dari Tiongkok dan AS
Berbagai ragam tersebut tetap memerlukan komponen dasar utamanya parafin, gondorukem dan additive lainnya.
“Dengan komposisi formula yang disesuaikan dengan karakteristik yang diinginkan,” kata Indra.
Tapi ia mengingatkan kalau uji aplikasi diperlukan untuk proses produksi batik maupun hasil prouksinya.
Di antara uji yang menyangkut proses di antaranya titik leleh, kemudahan dalam proses pembatikan.
Presiden Vladimir Putin Telah Membuat Petani Sawit di Indonesia Happy
“Baik itu untuk batik tulis maupun batik cap,” ucap Indra.
Lalu kemampuan membentuk pola dalam berbagai dimensi ukuran garis, kecepatan pembekuan, kelekatan pada kain, juga daya tembus.
Selain itu juga menyangkut kelengketan yang di antaranya menyangkut kemampuan untuk ditumpuk setelah proses pembatikan dalam menunggu proses pewarnaan dan elastisitas.
“Uji juga diperlukan untuk ketahanan lilin malam terhadap aplikasi pewarnaan dari bahan yang berbeda, serta uji finishing dalam penghilangan lilin malam setelah pewarnaan,” kata Indra.
Perusahaan Perkebunan Asal Sumsel Ini Tebar Dividen Hingga Rp 39 Miliar
Berbagai karakteristik uji di atas juga menyangkut kemampuan lilin malam untuk dapat memberi hasil optimal.
Terutama jika tahapan pewarnaan dilakukan bertahap dan jika diperlukan tahapan antara pencucian.
Hasil uji pembatikan juga dikaji terhadap produk akhir setelah proses pewarnaan dan penghilangan kembali lilin malam.
Di antaranya kemampuan pembentukan garis, kemampuan menahan penetrasi warna dan kemampuan membentuk retakan.
Camat dan Seluruh Kades di Provinsi Ini keluhkan Kebun Sawit di Kawasan Hutan
Hasil aplikasi yang telah diujikan menunjukkan penggunaan turunan sawit untuk substitusi paraffin dalam formulasi lilin malam memberikan hasil yang baik.
Sehingga, kata Indra, batik terkait sawit bisa mendukung keberlangsungan produk budaya dalam jangka panjang.
“Terutama melalui penyediaan bahan bakunya yang berkelanjutan,” kata Indra.
Saat Wartawan, Bos, dan Petani Sawit Kumpul di Bali, Hasil Tender CPO Malah Turun
Industri kreatif batik mendukung peningkatan konsumsi minyak sawit melalui diversifikasi produk turunan sawit untuk batik. (T2/T5)
DISCLAIMER:
Tulisan ini telah terbit di Infosawit.com dengan judul : Lilin Malam Dari Sawit Untuk Batik Ramah Lingkungan.
Tulisan ini disadur dari artikel milik Ir. Indra Budi Susetyo, M.Sc / Periset di BRIN yang sudah terbit di Majalah InfoSAWIT Edisi September 2018