InfoSAWIT SUMATERA, PEKANBARU – Selama tiga tahun terakhir, PTPN V yang berkedudukan di Provinsi Riau gencar melakukan program dekarbonisasi.
Dari keterangan resmi yang diterima InfoSAWIT SUMATERA, Selasa (18/10/2022), disebutkan hal itu dilakukan anak usaha Holding PTPN III itu sebagai upaya menginisiasi pengembangan sumber energi baru terbarukan (EBT).
Chief Executive Officer PTPN V, Jatmiko Santosa, menyebutkan, perusahaan yang dinobatkan sebagai anak perusahaan BUMN perkebunan terbaik di Indonesia tersebut kini tercatat memiliki enam pembangkit tenaga biogas.
Hal itu menjadikan PTPN V sebagai perusahaan perkebunan milik negara terbesar yang mengelola pembangkit biogas selingkungan holding Perkebunan Nusantara dengan memanfaatkan gas metana dari limbah cair kelapa sawit atau palm oil mill effluent (POME).
“Keberadaan PTBg ini sejalan dengan program strategis nasional (PSN) tentang dekarbonisasi PTPN Grup serta selaras dengan komitmen Indonesia dalam melaksanakan dekarbonisasi menuju Indonesia Net Zero Emissions pada 2060 mendatang,” kata Jatmiko.
Jatmiko menjelaskan, pembangunan PTBg sejalan dengan program reduksi emisi perusahaan, terutama dalam upaya mengurangi potensi gas rumah kaca dalam satu siklus budidaya perkebunan.
Hal itu dilakukan mulai dari pengambilan raw material, proses produksi, hingga pengelolaan limbah.
“Sejalan dengan grand strategy perusahaan untuk menghasilkan produk ‘sustainable plus palm oil’ yang mulai diimplementasikan sejak 2019, upaya dekarbonisasi menjadi salah satu program yang terus kita akselerasi,” katanya.
Dugaan Kartel Minyak Goreng Gagal Disidangkan KPPU, Ini Penyebabnya!
Hingga kini, tercatat enam dari 12 pabrik kelapa sawit (PKS) PTPN V telah memiliki pembangkit biogas.
Perusahaan negara yang memproduksi crude palm oil, palm kernel oil, dan palm kernel meal itu mulai membangun pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) pertama di unit kebun PKS Tandun, Rokan Hulu, Provinsi Riau.
Pembangkit pertama di PTPN Grup tersebut mengkonversi limbah cair sawit atau palm oil mill effluent (POME) menjadi listrik berkapasitas 1,6 MW.
Selanjutnya pembangkit kedua ada di PKS Terantam berkapasitas 0,7 MW hasil kerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang saat ini berada di bawah BRIN.
Mahasiswa Universitas Pertamina Mampu Gunakan UCO untuk Taklukan Limbah B3
“Pada fasilitas PLTBG Terantam ini telah dibangun pilot project Bio-methane Compressed Natural Gas/Bio-CNG yang mampu memurnikan methane sehingga hasilnya cocok untuk kendaraan ataupun gas rumah tangga,” tutur Jatmiko.
Kemudian empat pembangkit tenaga biogas (PTBg) yang mulai beroperasi sejak 2021 lalu berlokasi di PKS Sei Pagar, PKS Lubuk Dalam, PKS Tapung, dan PKS Rokan.(T5)